LAPORAN SKENARIO 6
BERPIKIR KRITIS
oleh : Septiana Indah Nugraheni
STIKES BETHESDA
YAKKUM YOGYAKARTA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena kasihnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada yang semua yang telah membantu penyusunan
makalah ini
Walaupun kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah
ini, namun tentu saja masih banyak kekurangannya. Untuk itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnan makalah ini kami harapkan.
Akhirnya kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Yogyakarta, Oktober 2014
|
|
Penulis
|
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………….
Step 1 Kata – kata sukar ………………………………………………………………
Step 2 Pertanyaan atas sekenario……………………………………………………
Step 3 Jawaban atas pertanyaan …………………………………………………….
Step 4 Mapping ………………………………………………………………………..
Step 5 LO ……………………………………………………………………………….
Step 6 Belajar Mandiri :
·
Definisi Berpikir
Kritis……………………………………………………………
·
Aspek Berpikir
Kritis…………………………………………………………….
·
Indikator
Berpikir Kritis………………………………………………………….
·
Karakteristik
Berpikir Kritis…………………………………………………….
·
Tahap Berpikir
Kritis……………………………………………………………
·
Unsur Berpikir
Kritis………………………………………………………………
·
Cara Berpikir
Kritis………………………………………………………………
·
Model Berpikir
Kritis……………………………………………………………
·
Tingkatan
Berpikir Kritis………………………………………………………
·
Proses
Berpikir Kritis……………………………………………………………
·
Keterampilan
Berpikir Kritis…..…………………………………………………
·
Faktor
Berpikir Kritis………………………………………………………………
·
Hambatan
Berpikir Kritis………………………………………………..………
·
Macam Berpikir
Kritis……………………………………………………………
·
Pandangan
Berpikir Kritis………………………………………………………
·
Open Minded…………………………………………………………………….
·
Maturnitas……………………………………………………………………….
·
Tahapan
Berpikir Kritis…………………………………………………………
Step 7 Hasil Diskusi
SKENARIO 6
Step
1
1. Observatif
2. Open
Minded
3. Maturitas
4. Problem
Solving
5. Pus
Penjelasan :
1. Meneliti
kondisi lapangan
2. Pemikiran
yang lebih matang
3. Seseorang
yang berperan penting dalam rencana perawatan ortodonti atau merupakan yang
sudah matang
4. Pemecahan
masalah dalam kesehatan
5. Nanah
Step
2
1. Faktor
apa saja yang mempengaruhi berpikir kritis ?
2. Kenapa
kita harus berpikir kritis ?
3. Bagaimana
cara mengatur kemampuan berpikir kritis ?
4. Bagaimna
proses berpikir kritis secar kritis ?
5. Apakah
aspek berpikir kritis ?
6. Bagaiman
cara perawatan untuk luka DM ?
7. Apa
yang dimaksud luka sederajat IV ?
Step
3
1. Kemampuan
2. Kemampuan
untuk seseorang berpikir sistematis & standardintelektual untuk menganalisis
proses berpikir
3. -pendapat
-
Cara berbicara
# Berpikir kritis adalah
cara berpikir secar rasional
# Berpikir kritis adalah
kemampuan mengambil keputusan dalam informasi berdasar kemampuan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan/ pengalaman yang dimilikinya
4. Mengambil
keputusan yang tepat dalam memecahkan suatu masalah
5. Aspek
berpikir kritis ada 7 :
·
Clarity ( kejelasan )
·
Keakuratan
·
Ketepatan
·
Keterkaitan
·
Kedalaman
·
Keleluasaan
·
Logika
6. #
mengurangi makanan yang banyak mengandung glukosa
# membuang jaringan yang
mati
# membersihkan luka dengan
aquades
7. Luka
DM yang ada antara jaringan epidermis dengan subkutan ( jaringan daging )
STEP 4
STEP 5
Lo : -
STEP 6
BERPIKIR KRITIS
Definisi Berpikir Kritis :
Gordon, 1995
Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat
pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan.
Chaffee,1994
Berpikir merupakan suatu proses yang aktif dan terkoordinasi
Strader,1992
Berpikir secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi
tentang informasi terbaru dan untuk menginterprestasikan serta mengevaluasi
uraian dengan tujuan mencapai simpulan suatu perspektif.
Menurut Halpen, 1996
Berpikir kritis adalah memberdatakan keterampilan atau strategi
kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan
tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan,
dan membuat keputusan ketika menggunakan semua ketrampilan tersebut secara
efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Anggelo, 1995: 6
Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan
berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis,
mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Scriven
Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh
dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,
menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut
berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan
komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker,
2001: 1).
MCC General Education Iniatives
Berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap
penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan
inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan
atau pengambilan keputusan. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir
tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa.
Menurut Ennis, 1985: 54
Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal
atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini
dan dilakukan.
Patrick, 2000:1
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat
esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikan sejak 1942.
Menurut Ennis, 1985: 54
Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk
akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus
diyakini dan dilakukan.
Krulik dan Rudnik, 1993
Mendefinisikan berpikir kritis adalah berpikir yang menguji,
menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah. Termasuk di
dalam berpikir kritis adalah mengelompokkan, mengorganisasikan, mengingat dan
menganalisis informasi. Berpikir kritis memuat kemampuan membaca dengan
pemahaman dan mengidentifikasi materi yang diperlukan dengan yang tidak ada
hubungan. Hal ini juga berarti dapat menggambarkan kesimpulan dengan sempurna
dari data yang diberikan, dapat menentukan ketidakkonsistenan dan kontradiksi
di dalam sekelompok data. Berpikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Chanche, Huitt, 1998
Seorang ahli psikologi kognitif mendefinisikan berpikir kritis
sebagai kemampuan untuk menganalisis fakta, membangkitkan dan mengatur ide,
mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi
argumen dan memecahkan masalah. Menurut Sukmadinata (2004) berpikir kritis
adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam
menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan,
menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah.
Swart dan Perkin, Hassoubah, 2004
Menyatakan bahwa berpikir kritis berarti mencari dan menghimpun
informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung
suatu penilaian. Dengan demikian berpikir kritis sebagian besar terdiri dari
mengevaluasi argumen atau informasi dan membuat keputusan yang dapat membantu
mengembangkan kepercayaan dan mengambil tindakan serta membuktikan.
R.Matindas, 1996:71
Berpikir kritis adalah aktivitas mental
yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi
berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran
pernyataan yang bersangkutan.
Berpikir kritis (critical thinking) adalah proses mental untuk
menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan
dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi.
Tujuan
berpikir kritis
1. Memahami realitas dalam rangka
mengambil keputusan.
2. Memecahkan masalah.
3. Menghasilkan ide, konsep, pemikiran,
sesuatu yang baru.
4. Menghasilkan suatu kreatifitas.
Macam-macam
berpikir kritis
1. Berpikir austik
2. Berpikir realistis
Ada 2 model:
a. Berpikir deduktif: mengambil
kesimpulan dari umum ke khusus
b. Berpikior induktif: mengambil
kesimpulan dari khusus ke umum
3. Berpikir evaluative/ menilai baik atau
buruk
4. Berpikir konsep
5. Berpikir abstrak
6. Berpikir kreatif
Cirri-ciri
berpikir kritis
1. Bersikap cermat
2. Berani menyampaikan kebenaran
3. Mencari info dengan baik
4. Dapat menelaah
Bentuk
beerpikir kritis
1. Total recall
2. Habits
3. Inguiri
4. News ideas
5. Terbuka pad aide-ide baru
Aspek Aspek Berpikir Kritis
a. Clarity (kejelasan)
Kejelasan merujuk kepada pertanyaan: "Dapatkah permasalahan
yang rumit dirinci sampai tuntas?"; "Dapatkah dijelaskan permasalahan
itu dengan cara yang lain?"; "Berikanlah ilustrasi dan contoh-contoh!".
Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbicara apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan pendidik dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu menjadi jelas, maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".
b. Accuracy (keakuratan,
ketelitian,kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan: "Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan?"; "Bagaimana cara mengecek kebenarannya?"; "Bagaimana menemukan kebenaran tersebut?" Pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, "Pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon".
c. Precision(ketepatan)
Ketepatan
mengacu kepada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan
ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan.
"Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat terurai?";
"Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?". Sebuah pernyataan dapat
saja mempunyai kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat, misalnya
"Aming sangat berat" (kita tidak mengetahui berapa berat Aming,
apakah satu pon atau 500 pon!)
d. Relevance (relevansi, keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut: "Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?"; "Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?". Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.
e. Depth (kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan dalam pertanyaan diuraikan sedemikian rupa? Apakah telah dihubungkan dengan faktor-faktor yang signifikan terhadap pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi jawaban sangat dangkal (kebalikan dari dalam). Misalnya terdapat ungkapan, "Katakan tidak". Ungkapan tersebut biasa digunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam.
f. Breadth (keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Apakah pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?; Apakah memerlukan tinjauan atau teori lain dalam merespon pernyataan yang dirumuskan?; Menurut pandangan..; Seperti apakah pernyataan tersebut menurut... Pernyataan yang diungkapkan dapat memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup luas. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pertanyaan yang diajukan
g. Logic (Logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis.
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis.
karakteristik Berfikir Kritis
Wade (1995) Mengidentifikasikan delapan karakteristik berfikir
kritis yakni meliputi :
Kegiatan merumuskan pertanyakan
Membatasi permasalahan
Menguji data-data
Menganalisis berbagai pendapat dan
bias
Menghindari pertimbangan yang sangat
emosional
Menghindari penyerderhanaan yang
berlebihan
Mempertimbangkan berbagai
interprestasi
Mentoleransi ambiguitas
Karakteristik yang lain berhubungan dengan berfikir
kritis,dijelaskan Bayer (1995) secara lengkap dalam buku Critical Thinking
Watak (disposition)
Seseorang yang mempunyai ketrampilan berfikir kritis mempunyai
sikap skeptif,sangat terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek terhadap
berbagai data dan pendapat,respek terhadap kejelasan dan ketelitian,mencari
pandangan-pandanganlain yang berbeda dan akan berubah sikap ketika terdapat
sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
Kriteria (criteria)
Dalam berfikir kritis harus mempunyaisebuah kriteria atau
patokan,untuk sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan
atau dipercayai.
Argumen (argument)
Argumen adalah sebuah pernyataan atau proposisi yang dilandari
oleh data-data.Ketrampilan berfikir kritis akan meliputi kegiatan
pengenalan,penilaian,dan menyusun argumen.
Pertimbangan atau pemikiran
(reasoning)
Kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis,prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data.
Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia
ini,yang akan mennentukan konstruksi makna.seseorang yang berfikir dengan
kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Prosedur penerapan kriteria (procedures
for applying criteria)
Prosedur penerapan fberfikir kritis sangat kompleks dan
prosedural.Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan,menentukan
keputusan yang akan diambil dan mengidentifikasi perkiraan pemikiran.
Tahap-Tahap Berfikir Kritis
Ketrampilan Menganalisis
Ketrampilan menganalisis merupakan suatu ketrampilan menguraikan
sebuah struktur kedalam komponen-komponen agar mengetahui perorganisasian
struktur tersebut.
Ketrampilan Mensintesis
Ketrampilan mensintesis merupakan ketrampilan yang berlawanan
dengan ketrampilan menganalisis.Ketrampilan menganalisis adalah ketrampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentuk atau susunan yang baru.
Ketrampilan mengenal dan memecahkan
masalah
Ketrampilan ini merupakan ketrampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru.Ketrampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan
dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selsai siswa mampu menangkap
beberapa pikiran pokok bacaan sehingga mampu membola sebuah konsep.
Ketrampilan menyimpulkan
Ketrampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian atau pengetahuan yang dimilikinya,dapat beranjak
mencapai pengertian atau pengetahuan yang baru.
Ketrampilan mengevakuasi atau meniali
Ketrampilan ini meuntut pemikiran yang matang dalam mentukan
nilai suatu dengan berbagai kriteria yang ada.Ketrampilan menilai menghendaki
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan
standar tertentu.(Harjasujan 1987)
Unsur-unsur yang membentuk struktur pemikiran manusia
Pengamatan
Unsur ini merupakan bagian dari unsur yang dapat membentuk
struktur pikiran karena melalui pengamatan dapat timbul keterkaitan pada objek
tertentu sehingga dapat membuat sebuah pemikiran.
Penyelidikan
Setelah dilakukan pengamatan ,maka dapat dihasilkan suatu
persepsi an konsep yang diingat baik secara sederhana maupun kompleks,sehingga
dapat terbentuk truktur pemikiran.
Percaya
Rasa percaya pada objek muncul pada kesadaran yang biasanya
timbul dari suatu rasa keraguan akan objek yang akan diselidiki,melalui rasa
percaya terhadap objek tersebut akan timbul pemikiran untuk mencapai akan apa
yang dihasilkan.
Keinginan
Keinginan dapat menjadi pembentuk struktur pemikiran.Apabila
tidak ada keinginan untuk mengenal,mengetahui,bahkan menyelidiki suatu objek
,maka tidak terjadi sebuah pemikiran.
Adanya Maksud
Apabila seseorang tidak mempunyai magsud terhadap objek tertentu
walaupun telah diamati & diselidiki mak sulit untuk dapat terjadi sebuah
pemikiran.
Cara meningkatkan kemampuan berfikir kritis
Membaca dengan kritis
Untuk berfikir secara kritis seseorang harus membaca dengan
kritis pula.Adapun cara membaca dengan kritis adalah:
*Membaca sekilas secara keseluruhan dari bahan bacaan
*Hubungkan text dengan konteksnya
*Refleksikan kandungan text dengan pendapat anda sendiri
*Buat ringkasan dengan kata-kata sendiri
*Evaluasi text dari segi logika,kredibilitas,dan reliabilitas.
*Bandingkan persamaan dan perbedaan dengan text lain.
Meningkatkan daya analitis
Caranya dengan membuat diskusi kelompok dan dengan diskusi itu
cari permasalahan dan cari solusi dari permasalahan tersebut.
Mengembangkan kemampuan observasi
(mengamati)
Untuk meningkatkan kemampuan mengamati seseorang harus:
*Peka atau tanggap terhadap lingkungan
*Melatih diri sendiri untuk mengoptimalkan pemakaian indra
*Bisa langsung mengungkapkan secara verbal komentar yang ada didalam
pikiran.
Meningkatkan rasa ingin tahu,kemampuan
bertanya dan refleksi
Meningkatkan rasa ingin tahu didapat dengan cara banyak bertanya
,pertanyaakan yang diajukan hendaklah dengan jawaban yang bukan sesuatu hal
yang pasti.
Metakognisi
Metakognisi berarti memahami cara berfikir sendiri.Metakognisi
dapat berupa :
*Merencanakan cara berfikir
*Menyadari dan mengawasi cara berfikir
*menamai proses berfikir yang khusus
*Menjelaskan tahap-tahap berfikir untuk setiap proses khusus yang
dilalui
*Mengevaluasi tahap berfikir untuk menuju efisiensi
Mengamati “Model” dalam berfikir
kritis
Orang yang dianggap sebagai model atau contoh dalam berfikir
kritis menunjukan sifat-sifat tertentu :
*Mampu menjelaskan alasan tindakan mereka dengan jelas sehingga
dapat dipahami oleh orang yang mengamatinya
*Bertanggung jawab atas tindakan mereka mengakui
kekurangan,kegelisahan,dan kesuksesan yang dialami
*Mengakui dilema dan kerancauan atau ketidak jelasan yang mereka
hadapi
*Tidak mengubah tingkah laku atau respon mereka terhadap situasi
yang kurang beralasan atau tidak rasional.
Diskusi yang “Kaya”
Kesepakatan untuk diskusi yang “kaya” didapat melalui :
*Forum perdebatan atas isu-isu yang kontroversial
*Menghindari pertemuan-pertemuan di masyarakat tempat pandangan
dan pendapat yang berbeda-beda diungkapkan.
*Menulis surat pembaca atau artikel kesurat kabar untuk
menyampaikan pendapat atas isu yang sedang hangat dibicarakan
*Menganalisis artikel dari surat kabar atau bahan-bahan lainya
untuk mencari kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
*Membaca literatur yang mengambarkan nilai-nilai dan tradisi
yang berbeda-beda
Model berpikr kritis dalam keperawatan
Cosat dan collcagues:
Remembering (mengigat)
Repeating (mengulang)
Reasoning (memberi alasan tau
rasional)
Reorganizing (reorganisasi)
Relating (berhubungan)
Refleting (memantulkan/merenungkan)
Perkumpulan perawarat mencoba mengembangkan gambaran berpikir
kritis dan mengklasifikasikan lima model yang disebut T. H.I. M. K yaitu:
1. Total recall
Recll berarti mengingatkan fakta atau mengigat dimana dan
bagaimana untuk mendapatkan fakta/ data ketika diperlukan. Data keperawatan di
kumpulkan dari banyak data keperwatan bias di kumpulkan dari banyak sumber juga
membutuhkan kemampuan untuk mengakses pengetahuan, dengan adanya pengetahuan
akan menjadi sesuatu di pelajari dan di pertahankan dalam pikiran.
2. Habits (kebiasaan)
Kebiaasan merupakan pendekatan pikiran ditinjau dari tindakan
yang diulang berulang kali sehingga menjadi kebiaasan yang lain.mereka menerima
apa yang mereka kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan
3. Inguiry (penyalidikan/menanyakan
keterangan)
Merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan
mengajukan pertayaan yang mendekati kenyataan. Kebutuhan primer dalam berpkir
yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu.
Inguiry bias di wujudkan melalui:
a) Melihat sesuatu (menerima informasi)
b) Mendapatkan kesimoulan awal
c) Mengakui keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki
d) Mengumpulkan data atau informasi baru
dengan yang sudah diketahui
e) Mrnggunakan pertanyaan netral
f) Menemukan satu atau lebuh kesimpulan
g) Memvalidasi kesimpulan utama dan
alternativeuntuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi
4.Nem ideas and creativity
Ide baru dan kreatif terdiri dari model berpikir unik dan
bervariasi khusus bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan di bawah
individu selama hidupnya dan biasnya membentuk kembali norma
5.Knowing how you thing (mengetahui apa yang kamu pikirkan)
Merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling tidak
dihiraukan
Tingkatan Berpikir Kritis
Menurut Kataoka-yahiro dan Saylor ( 1994 )
a. Tingkat Dasar
Seseorang
mempunyai kewenangan untuk menjawab setiap masalah dengan benar. Pemikiran ini
harus berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dengan berpegang pada aturan atau
prinsip yang berlaku. Merupakan langkah awal dalam kemampuan perkembangan (
member alas an ). Ketika perawat sebagai orang baru yang belum berpengalaman di
pelayanan, berpikir kritisnya dalam melakukan asuhan keperawatan terbatas,
sehingga harus belajar dan menerima pendapat orang lain.
b. Tingkat Kompleks
Seseorang
akan lebih mengetahui banyaknya perbedaan pandangan dan persepsi. Pengalaman
dapat membantu sesorang menambah
kemampunnya untuk melepaskan ego/kekuasaanya untuk menerima pendapat orang lain
kemudian menganalisis dan menguji alternative secara mandiri dan sistematis.
Hal ini membutuhkan lebih dari suatu pemecahan masalah untuk setiap masalah
yang ditemukan. Di sini perawat belajar berbagai pendekatan yang berbeda-beda.
c. Tingkat Komitmen
Perawat
sudah memilih tindakan apa yang dilakukan berdasarkan hasil identifikasi dari
berbagai alternative pada tingkat kompleks. Perawat dapat mengantisipasi
kebutuhan klien untuk membuat pilihan kritis sesudah menganalisis berbagai
manfaat dari alternative yang ada. Kematangan seorang perawat akan tampak dalam
memberikan pelayanan dengan baik, lebih inovatif dan lebih cepat guna perawatn
klien.
Proses Berpikir Kritis
1. Memahami
2. Mengevaluasi
3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab,dsb
4. Membangun pertanyaan : pemicu protes
berkelanjutan yaitu proses untuk mencari jawaban, dengan kemungkinan :
a. ada
jwaban-pertanyaan jawaban
b. Tak terdapat jawaban-masalah
5. Titik jawab-upaya pencarian-mencari
jawaban melalui rangkaian kegiatan-riset
Keterampilan Berpikir
Sebagai
prose kognitif yang dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian
digunakan sebagai pedoman berpikir
Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan
berpikir,
1. Berpikir tingkat tinggi, operasi
kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-prose berpikir yang terjadi dalam
short memory, meliputi evaluasi , sintesis, dan analisis
2. Berpikir kompleks, melibatkan
banyak tahapan atau bagian-bagian
3. Berpikir kritis, jenis
berpikir konvergen, merupakan lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif
Faktor- faktor yang mempengaruhi orang berpikir kritis
1. Kemampuan kognitif yang tinggi
2. Sikapnya terbuka ( perbedaan,
perubahan )
3. Sikapnya bebas ( tidak dibelenggu apa
kata orang banyak )
4. Sikapnya mandiri dan percaya diri (
berani ambil resiko atas apa yang dipilihnya )
5. Merasa aman
Hambatan
Berpikir kritis
a.Kurangnya Pengetahuan
b. Sikap
c.Paradigma yang diangkat
d.Menyangkut keyakinan
Macam
Berpikir Kritis
a. Berpikir
Autistik
Fantasi,
melamun, berkhayal , bertujuan melarikan dirin dari keyakinan
b. Berpikir
Realistis
Dasar
Pernalaran, logika, reasoning, bertujuan menyesuaikan diri dengan realitas
Berpikir realistis ada 2 model :
1.Berpikir deduktif Mengambil kesimpulan dari hal-hal umum
ke hal-hal khusus
2. Berpikir Induktif Mengambil kesimpulan dari hal-hal
khusus ke hal-hal umum
c. Berpikir
Evaluatif
Menilai baik buruk , kekuatan
kelemahan dan tepat menyeleweng
d. Berpikir Konsep
Bentuk= , , , dsb
Simbol= angka : 5,3
Huruf : A,B,C
Warna : merah , putih , dst
e. Berpikir Abstrak
Bentuknya tidak jelas dan tidak
konkret
f. Berpikir Kreatif
Menemukan sesuatu yang baru dipicu
oleh insight , stimulus, dari lingkungan problem solving yang biasanya bersifat
tiba-tiba
Pandangan
Berpikir kritis
a. Berpikir dan berbuat
b. Berpikir perasaan , berbuat tidak terpisahkan dalam praktek
keperawatan
c. Perawat dan mahasiswa keperawatan tidak kosong seperti batu
tuis
d. Mahasiswa keperawatan berpikir kritis tentang sesuatu yang
sulit
Open Minded
1. Open Mind adalah Pikiran Terbuka, yang berarti, memiliki kemampuan untuk membuka pikiran Dalam gagasan luar. Tidak terkukung dalam kotak
Dalam HMM, opend mind adalah suatu nilai yang cukup penting, karena salah satu bentuk perbaikan sistem , dengan membuka pikiran kita terhadap kondisi zaman, maka sesungguhnya semua itu merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari hari Dalam realita yang ada, aplikasi opend mind tidak bisa optimal salah satu bentuk ketiddak optimalam ini adalah ketika kita menutup diri dengan kehidupan luar
2. Salah satu tipe kepribadian yang banyak ditentukan adalah keterbukaan /ketertutupan pikiran kita terhadap segala sesuatu dan keterbukaan terhadap segala seustu dari luar kenandakan bahwa kita mampu untuk mebuka diri apapun yang terkadang mengganggu keseimbangan kita.
1. Open Mind adalah Pikiran Terbuka, yang berarti, memiliki kemampuan untuk membuka pikiran Dalam gagasan luar. Tidak terkukung dalam kotak
Dalam HMM, opend mind adalah suatu nilai yang cukup penting, karena salah satu bentuk perbaikan sistem , dengan membuka pikiran kita terhadap kondisi zaman, maka sesungguhnya semua itu merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari hari Dalam realita yang ada, aplikasi opend mind tidak bisa optimal salah satu bentuk ketiddak optimalam ini adalah ketika kita menutup diri dengan kehidupan luar
2. Salah satu tipe kepribadian yang banyak ditentukan adalah keterbukaan /ketertutupan pikiran kita terhadap segala sesuatu dan keterbukaan terhadap segala seustu dari luar kenandakan bahwa kita mampu untuk mebuka diri apapun yang terkadang mengganggu keseimbangan kita.
open mindedness menandakan tingkat toleransi dua
fleksibelitas kita terhadap pemikaran seberapa jauh kita bersikap favarable
terhadap apapun yang berbeda dengan kita.
Maturitas
Maturitas (kematangan) kepribadian adalah kemamapuan untuk
kemampuan mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing dari
raekasi yang provokatis.
Cirri-cri keanekaragaman seseorang jika dilihat dalam
melaksanakan pekerjaan / tugasnya:
1. Berorientasi pada tugas
Bukan pada diri atau pada ego minat orang yang matang pikirannya
berorientasi pada tugas yang di kerjakannya dan tidak condong pada
perasaan-perasaan diri sendiri/ kepentingan pribadi
2. Tujuan yang jelas dan kerasan kerja
yang efisien
Seseorang yang matang pikiran terlihat tujuan-tujuan yang ingin
dicapainya secara jelas dan tujuan itu dapat didefinisikan secara cermat dan
tahu mana yang pantas dan tidak serta bakaerja secara terbimbing menuju arahnya
3. Mengedalikan perasaan pribadi
Menyetir perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh
perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu perasaan atau berhadapan dengan
orang lain. Tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan
perasaan orang lain
4. Keobjektifan
Berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan
kenyataan
5. Menerima kritik dan saran
6. Pertanggung jawaban usaha-usaha
pribadi
7. Penyesuain yang realistis terhadap
situasi baru
Pengkajian
|
Tahap
Proses Keperawatan
Evaluasi
|
Perencanaan
|
Analisis
|
Implementasi
|
Diagnosa
keperawatan
|
1. Pengkajian : mengumpulkan informasi
mengenai kondisi klien (menganalisis data)
2. Diagnosa keperawatan : proses
menetukan status kesehatan setelah menganalisis perilaku, tanda dan gejala yang
ada pada klien ( status kesehatan, penyebab/etiologi, tanda gejala )
3. Perencanaan : menetapkan tujuan
keperawatan hasil yang diharapkan serta mengidentifikasi tindakan keperawatan
yang tepat
4. Implementasi : melakukan tindakan keperawatan
seperti rencana yang telah ditetapkan
5. Evaluasi : menentukan apakah tujuan
tercapai dan hasil sesuai yang diharapkan. Proses keperawatan adalah pendekatan
keperwatan professional yanf dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi
respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit
STEP 7
v Definisi berfikir kritis
·
Suatu proses berfikir
(kognitif) yang mencakup penilaian secara rasional tentang informasi pendapat
untuk mengambil kesimpulan.
·
Menurut Ennis yaitu cara
berfikir berdasarkan nalar (masuk akal) untuk menemukan apa yang harus diyakini
dan ditentukan.
·
Berfikir secara beralasan
dan reflektif.
·
Menurut Badman yaitu
pengujian secara rasional terhadap ide, kesimpulan, pendapat, prinsip pemikiran
masalah, kepercayaan, dan tindakan.
·
Menurut staraday (1992)
yaitu proses pengujian pendapat secara mutakir untuk mendapatkan suatu
pandangan baru.
·
Menurut Martindas(1996)
yaitu aktifitas mental untuk mengevaluasi kebenaran suatu pertanyaan.
v Proses berfikir kritis
Ø - pembentuk
pengertian
- pembentuk pendapat
-pembentuk
kesimpulan
Ø -memahami
-mengevaluasi
-mempertanyakan,
menjawab, bertanya.
-membangun
pertanyaan pemicu proses berkelanjutan untuk mencari jawaban
-titik
jawab upaya pencarian
Ø -mengenali
masalah
-menilai
informasi yang relefan
-pemecahan
masalah
v Unsur pembentuk pemikiran
manusia
·
Pengamatan
·
Penyelidikan
·
Percaya
·
Keinginan
·
Adanya maksud
v Model berfikir kritis
·
Kataukahiro dan Sailok
(1994) mengembangkan model berfikir kritis bagi model keperawatan.
·
Cosat
-mengingat
-mengulangi
-Memberi
alasan
-berorganisasi
-berhubungan
-merenungkan
·
Pandangan perawat THINK
-Total
recall
-Habits
-Ingury
-New
ideas and creativity
-Knowing
how you thing
v Modal berfikir kritis
· Logika
· Literatur
· Open
Minded
-menguntungkan
setiap orang yang mampu membuka diri
-menyaring
informasi yang masuk
-tidak
melewatkan hal hal baru yang positif
Ø Langkah-langkah
open minded
-menjelaskan
tujuan
-memikirkan
apa yang diketahui
-mencari
sumber penting dalam menentukan garis waktu
-memperoleh
informasi
-bertanya
-mengatur
apa yang disimpulkan kedalam pola
-mengajukan
peryanyaan
-memikirkan
bagaimana alikasinya
v Bentuk dan Karakteristik
berfikir kritis
Ø Bentuk
-Habits,
yaitu kebiasaan dikerjakan menurut adat
-Inguiry,
yaitu mencari suatu isu secara mendalam
-New
ideas, yaitu ide kreatif
-Knowing
how you thing, yaitu mengetahui apa yang dibutuhkan
-Total
recall, yaitu mengingat fakta
Ø Karakteristik
-konseptualisasi
-rasional
dan beralasan
-reflektif
-bagian
sikap/pemohonan
-kemandirian/tidak
pasif
-adil
dan terbuka
-pengambilan
keputusan berdasarkan keyakinan
Ø Karakteristik menurut Wade
(1995)
-kegiatan
merumuskan pertanyaan
-membatasi
permasalahan
-menguji
data-data
-menanalisis
berbagai pendapat
-menghindari
petimbangan yang emosional
-menghindari
penyederhanaan yang berlebihan
-mempertimbangkan
intergritas
-mentoleransi
ambiguitas
Ø
Bayer
(1994)
-watak
-kriteria
-argumen
-pertimbangan
-sudut
pandang
-prosedur
penerapan kriteria
v Aspek berfikir kritis
-
clarity
-resision
-asorasi
-relevance
-depth
-breadth
-logic
-novelty
-outside material
-lingking ideas
-justification
-width of undertanding
-impertance
v Tahapan berfikir kritis
·
Ketrampilan mengaalisis
·
Ketrampilan mensintesis
·
Ketrampilan mengenal dan
memecahkan masalah
·
Ketrampilan menyimpulkan
·
Ketrampilan mengevaluasi
v Pandangan berfikir kritis
Ø Ender
dan paul (2001)
·
Clarity
·
Accuraty
·
Precision
·
Relevance
·
Depth
·
Breadth
·
Logic
·
Berfikir dan berbuat
·
Berfikir perasaan
·
Perawat dan mahasiswa
·
Mahasiswa keperawatan
·
Ketrampilan dan strategi
Ø Berfikir
kognitif
·
Tingkat tinggi yaitu
evaluasi, sintesis, dan analisis
·
Komplek
·
Berfikir kritis
v Faktor yang mempengaruhi
berfikir kritis
·
Kondisi fisik
·
Motivasi
·
Kecemasam
·
Perkembangan intelektual
·
Kemampuan kognitif
·
Terbuka
·
Bebas
·
Mandiri
·
Merasa aman